Lubang Keperawananku Robek
Sebelum aku memulai Cerita Dewasa yang akan menjadi kisah indah bagiku, perkenankan nama aku anggi dan aku mendeskripsikan diriku. Tinggiku 160 cm dengan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepinggul dan lurus. Kulitku putih bersih. Mataku bulat dengan bibir mungil dan penuh. Payudaraku tidak terlalu besar, dengan ukuran 34 B.
Sebulan yang lalu, seorang laki-laki berumur 28 tahun memintaku jadi
pacarny. Permintaan yang tak mungkin aku tolak, karena dia adalah sosok
yang selalu ku impikan. Dia seperti pangeran bagiku. Badannya yang
tinggi dan atletis serta sorot matanya yang tajam selalu membuatku
terpana. Namanya adalah Rico, kekasih pertamaku. Rico sudah bekerja di
perusahaan swasta di Jogja. Rico sangat romantis, dia selalu bisa
membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi. Ribuan rayuan yang mungkin
terdengar gombal selalu bagai puisi di telingaku. Sejauh ini hubungan
kami masih biasa saja. Beberapa kali kami melakukan ciuman lembut di
dalam mobil atau saat berada di tempat sepi. Tapi lebih dari itu kami
belum pernah. Sejujurnya, aku kadang menginginkan lebih darinya.
Membayangkannya saja sering membuatku masturbasi.
Hari ini (30
Maret 2010) tepat sebulan hari jadi kami. Rico dan aku ingin merayakan
hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan
weekend kita berlibur ke kaliurang.
Sabtu yang ku tunggu datang
juga. Rico berjanji akan menjemputku pukul 07.00 WIB. Sejak semalam
rasanya aku tidak bisa tidur karena berdebar-debar. Untuk hari yang
istimewa ini, aku juga memilih pakaian yang istimewa. Aku mengenakan
kaos tanpa lengan berwarna biru dan celana jeans 3/4. Rambut panjangku
hanya dijepit saja. Karena takut nanti basah saat bermain di air
terjun, aku membawa sepasang baju ganti dan baju dalam. Tak lama
kemudia Rico datang dengan mobil honda jazz putihnya. Ahh,, Rico selalu
tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam dan
celana jeans panjang.
“Sudah siap berangkat, Nggi?” aku pun
mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan tidak memakan
waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 45 menit kemudian
kita sampai di tempat wisata. Ternyata pintu masuk ke area wisata masih
ditutup.
“Masih tutup, mas.. Kita jalan dulu aja ke tempat lain, gimana?” tanyaku
“Iya.. coba lebih ke atas. Siapa tau ada pemandangan bagus.”
Rico
segera menjalankan mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik.
Begitu sekeliling tampak sepi, Rico memarkir mobilnya.
“Kita nunggu di sini aja ya, sayang. Sambil makan roti coklat yang tadi aku beli. Kamu belum sarapan, kan?”
“iya, mas.. Anggi juga lapar”
Sambil makan roti, Rico dan aku berbincang-bincang mengenai tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Tiba-tiba…
“Aduh
Anggi sayang, udah gede kok makannya belepotan kayak anak kecil,,,”
ucapnya sambil tertawa. Aku jadi malu dan mengambil tisue di dashboard.
Belum sempat aku membersihkan mukaku, Rico mendekat, “Sini, biar mas
bersihin.” Aku tidak berpikir macam-macam. Tapi Rico tidak mengambil
tisue dari tanganku, namun mendekatkan bibirnya dan menjilat coklat di
sekeliling bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku jantungku
berdebar sangat kencang.
“Nah, sudah bersih.” Ucap Rico sambil
tersenyum. Tapi wajahnya masih begitu dekat, sangat dekat, hanya
sekitar 1-2 cm di hadapanku. Sekuat tenaga aku mengucapkan terima kasih
dengan suara sedikit bergetar. Rico hanya tersenyum, kemudian dengan
lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku. Bisa ku
lihat matanya yang hitam memandangku, membuatku semakin bergetar. Aku
benar-benar berusaha mengatur nafasku. Seketika, ciuman Rico mendarat
di bibirku. Aku pun membalas ciumannya. Ku lingkarkan kedua tanganku di
lehernya. Ku rasakan tangan kanan Rico membelai rambutku dan tangan
kirinya membelai lenganku. Tak berapa lama, ku rasakan ciuman kami
berbeda, ada gairah di sana. Sesekali Rico menggigit bibirku dan
membuatku mendesah, “uhhhh…” refleks aku memperat pelukanku, meminta
lebih. Tapi Rico justru mengakhirinya, “I love you, honey” Lalu
mengecup bibirku dengan cepat dan melepaskan pelukannya. Aku berusaha
tersenyum, “I love you, too”. dalam hati aku benar-benar malu, karena
mendesah. Mungkin kalau aku tidak mendesah, ciuman itu akan berlanjut
lebih. Aaahh,,, bodohnya aku. Rico lalu menjalankan mobilnya menuju
tempat wisata.
Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak
terasa sudah pukul 19.00 WIB. Sebelum kembali ke kota, kami makan
malam dulu di salah satu restoran. Biasa, tidak ada makan malam hanya 1
jam. Selesai makan, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul
21.30
“Waduh, mas,,, sudah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw pulang telat. Gimana, ini?”
“Aduuh,, gimana, ya?? Ga mungkin juga kamu tidur di kos mas.”
“Uuuh,, gimana, dong??”
“Udah, jangan cemas. Kita cari jalan keluarnya sambil jalan aja.”
Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??
“Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan. Gimana?”
“Iya deh, mas.. dari pada Anggi tidur di luar”
Tak
lama kemudia Rico berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga
murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan
banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga
kamar kosong. Tapi cuma satu. Karena sudah hampir pukul 23.00 kami
memutuskan mengambil kamar tersebut. Sampai di kamar, Rico langsung
berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Aku sendiri
karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.
Selesai mandi, dalam hati dongkol juga. Kalau tau nginap begini, satu
kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus pake baju yang
seksi juga. Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang.
Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Rico. Selesai
mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Rico sudah tidur. Sedih juga,
liat dia udah tidur. Aku pun naik ke atas kasur dan membuat dia
terbangun.
“Dah selesai mandi, ya..”
“Iya,, mas ga mandi??”
“Ga bawa baju ganti ma handuk”
“Di kamar mandi ada handuk, kok. Pake baju itu lagi aja, mas”
Rico
mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku
yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata
tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada
sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku. Saat aku membuka mata,
tampak Rico telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian
bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya
membuatku menahan nafas.
“Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk” Kataku dengan senyum penuh hasrat.
Tidak
ada jawaban dari Rico. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku
dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi
ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami
saling bermain, mengisap, “mmmm…mmm..”
Ku lingkarkan tanganku di
punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau
dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil. Gerakanku
ternyata merangsang Rico, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan
badannya tepat menindihku. Rico mengalihkan ciumannya, ke telingaku,
“aaah,,mmm,,”
Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti
“aaah,,mm,,
masss,,,uhh,,,” badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku
rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Rico,
kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku. Seakan
mengerti apa yang dicari Rico, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat
bibirnya penuh nafsu. Rico pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak
ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan Nico langsung kembali ke
badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.
“aaah,,,uhhh,,,”
“Sayang,,,
tank topny dilepas, ya” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh
gairah. Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku.
Bagian atasku sudah tak berbusana. Rico langsung menikmati kedua
payudaraku. Di remasnya payudaraku,,, membuatku menggeliat, mendesah,
“aaah,,sss…maass,,uhhh,,,,”
Erangan dari mulutku tampaknya membuat Rico semakin bernafsu, dia
kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku,
“aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,,” aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai
reaksi dari setiap tindakannya. Tangan kiri Rico membelai perutku
dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang
mengeras. Ku rasakan tanga kiri Rico cukup kesulitan membuka celana
jeansku. Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan
kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu
akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Rico tanpa membuang waktu langsung
menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah,
“aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm”
Cerita Dewasa
: Kurasakan Rico menekan klitorisku, “aaahh,,,,” membuatku semakin
mendesah dan bergetar. Apalagi Rico masih mengisap puting payudaraku.
Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku
mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, “AAAHHH,,,,,,” sambil
memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku.
Rico
tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku
mengatur nafas, Rico berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua
payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa
geli penuh nikmat, “Oooh,,mass,,” Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua
tangan Rico melepas celana dalamku. Tampakalah vaginaku yang memerah
dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Rico kemudian memainkan
lidahnya di vaginaku. Rico menjilati, mengulum vaginaku, membuatku
menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi,
“aaaaahh,,,,”. Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat
menyenangakan.
Rico belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia
membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Rico menerobos masuk dan
menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus
mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan
sebelumnya.
“Aahh,, mas,,aah,,uuhh,,, eeenaakk,,mmm,,sss”
Aku
sangat menikmati oral yang diberikan Rico. Kurasakan dorongan lidah
Rico lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam
vaginaku terus mengalir tanpa henti. membuat Desahan yang keluar dari
mulutku semakin kencang. Semakin lama Rico memberikan rangsangan di
dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat.
Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.
Setelah
orgasmeku reda, Rico dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah
menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Rico mengulum bibir dan
lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi
bagian bawahnya. Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku
semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka
lebar, bibir saling beradu. Lidah Rico dengan lincah menelusuri bagian
luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku
membasahi mulut dan dagunya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan
kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami
akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah
nikmat. Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Rico
membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat.
“aaahh,, mass,,,”
Rico
tiba-tiba menghentikan cumbuannya, “sayang… aku mencintaimu, aku ingin
kamu seutuhnya” dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah
terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Rico. Hingga rasanya
bicara aku sulit. Kulingkarkan kedua lengaku di leher Rico dan kuhisap
kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera
menanggalkan keperawananku dalam pelukan Rico.
Rico mengalihkan
ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya,
membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Rico mengusap vaginaku,
membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat
mengeras dimainkan oleh Rico. Jilatan Rico dari leherku terus kebawah
hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku
mengerang tak karuan, “aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh” .Sementara puting
susuku yang satu lagi masih tetap dia pilin dengan sebelah tangannya.
Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya
menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Rico
tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang
sempit.
“Uuuh,,,aarggh,,,,” ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.
“Sakit
ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” Rico menenangkanku,
sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata. Setelah kurasakan
vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Rico, Rico kemudian
menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama
gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat. Makin lama makin
cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Tapi
Rico yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat
gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah
terlalu sensitif berkontraksi lagi..
“Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?” tanya sambil terengah-engah.
“Di dalam saja, mass,,” Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku.
Tak
lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Rico. Ku
rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan
tiada tara.
Rico kemudian merebahkan diri di sampingku dan
memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya.
Tangan Rico dengan lembut membelai rambut panjangku, “Anggi sayang…
Selamanya kita bersama ya, sayang.” dan ciuman lembut, romantis
mendarat di bibirku.
“Iya, mas..” ku cium bibirnya lambat tapi
sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar
menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur
dengan pulas.
Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar
melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat
wajah Rico karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki. Tapi
teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang. Perlahan, ku
cium bibi Rico yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan
Rico yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan
menggigit telingaku.
“Selamat pagi sayangku, cintaku,,” ucapnya.
“Pagi,,,”
ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu
sama lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari.
Karena ingin sedikit iseng, ku lepas ciumanku
“Aku mandi dulu,
ya…” belum sempat aku berdiri, baru duduk, Rico menarik perutku,
menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk
meninggalkan tempat tidur.
“Nanti saja sayang..” Perlahan ciuman Rico
dari perut naik menuju leherku, menjilatinya, membuatku mendesah
nikamat, “aahh..mmm..”
Rico menjilati leherku dari belakang.
Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan
vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan
klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan
orgasme pertama pagi itu datang.
Dengan lembut Rico memangkuku.
Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di
punggungnya. Kami pun berciuman dan Rico perlahan memasukkan penisnya
ke dalam vaginaku. Rico kemudian memompa penisnya, membuatku
menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Rico menikmati
kedua payudaraku yang mengeras.
“aaah,,aah,,aahh,,” semakin lama,
semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku
peluk kepala Rico dengan erat dan aku mengerang karena orgasme
“Aaaaaaahhhh….” yang disusul dengan Rico yang juga mencapai puncaknya.
Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan
pulang ke kota meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan
Rico serta bercak darah pertanda hilangnya keperawananku.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Cerita Dewasa
dengan judul Lubang Keperawananku Robek. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Night.Dream
Ditulis oleh:
Unknown - Friday, May 31, 2013
Belum ada komentar untuk "Lubang Keperawananku Robek"
Post a Comment